Multiple Intelegence - Kecerdasan Majemuk

Sebagai seorang calon guru,, (Hahahaaa,,)
mari berbagi sedikit ^o^
#oleh-oleh dari MK "Teori-Teori Belajar"



    Seringkali kita menemukan dalam kehidupan sehari-hari beragam kelucuan dan tingkah polah anak yang berbeda satu sama lain. Hal tersebut  pun terkadang menjadi suatu kebanggaan bagi orangtua mereka. Dalam kehidupan, memang sudah sewajarnya perbedaan tersebut ada dan tidak dapat dihindari akan selalu ada perbedaan yang muncul dalam diri seseorang. Namun tidak jarang ada orangtua yang kurang membanggakan kemampuan anaknya dan bahkan mempertanyakan mengapa anaknya bodoh, mengapa anaknya tidak mendapatkan ranking pertama di sekolah dan berbagai keluhan lainnya yang bisa mengurangi kepercayaan diri anaknya.

     Adanya perbedaan tersebut merupakan perwujudan dari apa yang kita kenal dengan kecerdasan. Kecerdasan tiap individu berbeda dengan yang lain tergantung dari potensi yang dimilikinya masing-masing. Pertanyaan mendasar yang sering muncul dalam masyarakat adalah bagaimana kecerdasan itu berperan dalam kehidupan kita ? Bagaimana agar kita menjadi pintar ? Mengapa saya tidak sepandai teman-teman yang lain ? dan beragam pertanyaan lainnya. Selain itu, seringkali seorang guru juga bingung mengapa anak didiknya tidak berubah menjadi pintar dan pandai, padahal strategi, metode dan model pembelajaran yang telah diterapkan di sekolah merupakan pemilihan yang sangat teliti sesuai karakteristik anak didiknya. Seorang guru sering merasa gagal dalam mengajar. Banyaknya keluhan tersebut jika ditelaah lebih jauh sebenarnya berdasar pada kecerdasan yang telah disebutkan di awal.
   Salah satu fakta yang dapat memberikan kita penjelasan mengenai masalah-masalah di atas adalah kecerdasan majemuk (multiple intelegences) atau kecerdasan ganda...


- MULTIPLE INTELEGENCES -
    - Pengertian Kecerdasan Majemuk -
Dalam dunia pendidikan, istilah kecerdasan atau intelegensi bukanlah hal yang baru kita ketahui. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu yang mengkaji tentang kecerdasan pun ikut berkembang. Beberapa ahli yang berperan adalah Ornstein dan Gardner. Keduanya berasal dari bidang ilmu yang berbeda namun sama-sama melakukan penelitian tentang otak manusia yang dipandang dari segi fisik dan juga potensi yang ada.
1.  Prof. Robert Ornstein.
Ornstein adalah seorang filsuf dari Universitas California. Ia meneliti tentang potensi otak manusia dan sifat-sifat fisiknya. Otak merupakan sekumpulan jaringan saraf yang terdiri dari dua bagian, yaitu otak besar dan otak kecil. Otak besar terdiri atas 2 belahan, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan oleh serabut saraf. Ia menemukan bahwa otak memiliki kemampuan yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Kedua belahan otak memiliki fungsinya masing-masing.

Belahan otak kiri, mengendalikan aktivitas-aktivitas mental yang mencakup matematika, bahasa, logika, analisis, menulis, dan aktivitas lainnya yang sejenis.
Belahan otak kanan, menangani aktivitas-aktivitas yang mencakup imajinasi, warna, music, irama/ritme, melamun, dan aktivitas lainnya yang sejenis.
Ornstein mengatakan bahwa semua manusia memiliki semua kemampuan tersebut karena setiap manusia memiliki satu otak yang utuh. Proses berpikir, menurutnya adalah “menyajikan dan menangkap kombinasi informasi yang kompleks antara kata-kata, gambar warna, suara dan operasi alamiah dan berpikir lainnya”.

2.  Prof. Howard Gardner

Seorang ahli psikologi kognitif dari Universitas Harvard. Ia meneliti tentang intelegensi/kecerdasan manusia. Ia mengatakan bahwa “IQ tidak boleh dianggap sebagai tinggi atau rendah seperti tekanan darah manusia, dan kecerdasan seseorang tidak dapat diukur secara mutlak dengan tes-tes IQ”. Menurutnya, tes IQ hanya mampu mengukur kemampuan seseorang dalam mengerjakan tes IQ tersebut saja. Ia juga menemukan bahwa setiap orang memiliki beberapa kecerdasan, tidak hanya satu. Ia menyebutnya dengan “intelegensi ganda atau Multiple Intelegences”.

Multiple Intelegences atau kecerdasan majemuk adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang efektif atau bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu. Artinya, setiap orang jika dihadapkan pada satu masalah, ia memiliki sejumlah kemampuan untuk memecahkan masalah yang berbeda sesuai dengan konteksnya. Gardner juga menyebutkan bahwa “intelegensi seseorang terdiri dari intelegensi bahasa/linguistik, logis matematis, visual spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, musical, dan naturalis“.

Perbedaan pendapat antara Ornstein dan Gardner adalah Gardner tidak memisahkan letak jenis-jenis intelegensi di belahan otak. Ia lebih mengutamakan bahwa jenis-jenis intelegensi tersebut harus dikembangkan secara berimbang, agar setiap individu dapat mengembangkan seluruh kemampuannya secara maksimal. Namun kedua ahli ini sependapat bahwa seluruh potensi otak tersebut harus diberdayakan untuk mencapai kompetensi tertentu baik untuk kegiatan pembelajaran di sekolah atau pendidikan di rumah. Seluruh potensi otak diberi kesempatan yang sama melalui berbagai aktivitas dan stimulus yang diberikan dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.
    - Karakteristik Kecerdasan Majemuk -
Pada dasarnya, setiap anak memiliki kedelapan intelegensi yang dikemukakan oleh Gardner, yaitu:
1.  Intelegensi Berbahasa (Linguistik)

Intelegensi ini mencakup kemampuan berpikir dengan kata-kata, seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun tertulis. Beberapa karakteristik yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi berbahasa adalah:

a.  Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendongeng.

b.  Senang berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing.

c. Pandai menghubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tertulis. Pandai menafsirkan kata-kata atau paragraph baik secara lisan maupun tertulis. Senang mendengarkan music dan sebagainya dengan baik.

d.  Pandai mengingat dan menghafal.

e.  Mudah mengungkapkan perasaan baik lisan mauun tulisan.

f.   Humoris.
2.  Intelegensi Logis-Matematis

Merupakan kemampuan berpikir dalam penalaran atau menghitung, seperti kemampuan menelaah secara logis, ilmiah dan matematis. Beberapa karakteristiknya adalah:
a.    Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki.

b.    Senang dan pandai berhitung dan bermain angka.

c.    Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun skenario.
d.    Mampu berpikir logis, baik induktif maupun deduktif.

e.    Senang silogisme.

f.     Senang berpikir abstraksi dan simbolis.

g.    Mengoleksi benda-benda dan mencatat koleksinya.
3.  Intelegensi Visual-Spasial

Adalah kemampuan berpikir dalam citra dan gambar, seperti kemampuan untuk membayangkan bentuk suatu objek. Beberapa karakteristiknya adalah:
a.    Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, tabel.

b.    Peka terhadap citra, warna dan sebagainya.
c.    Pandai memvisualisasikan ide.

d.    Imajinasinya aktif.

e.    Mudah menemukan jalan dalam ruang.

f.     Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut.

g.    Senang membuat rumah-rumahan dari balok.

h.    Mengenal relasi benda-benda dalam ruang.
4.  Intelegensi Musikal

Merupakan kemampuan berpikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi, juga pada suara alam. Beberapa karakteristiknya adalah:
a.    Pandai mengubah atau mencipta musik.

b.    Gemar mendengar dan atau memainkan alat musik.

c.    Senang dan pandai bernyanyi, bersenandung.

d.    Pandai mengoperasikan musik serta menjaga ritme.

e.    Mudah menangkap musik.

f.     Peka terhadap suara dan musik.

g.    Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik.

h.    Bergerak sesuai irama, seperti mengetukkan jari sesuai irama.
5.  Intelegensi Kinestetik Tubuh

Merupakan kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh temasuk gerakan motorik otak yang mengedalikan tubuh seperti kemampuan mengendalikan dan menggunakan badan dengan mudah dan cekatan. Beberapa karakteristiknya:
a.    Senang menari, acting.

b.    Pandai dan aktif dalam olahraga tertentu.

c.    Mudah berekspresi dengan tubuh.

d.    Mampu memainkan mimik.

e.    Cenderung menggunakan bahasa tubuh.

f.     Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi.

g.    Senang dan efektif berpikir sambil berjalan, berlari dan berolahraga.

h.    Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk.

i.      Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama.

j.      Senang kegiatan di luar rumah.
6.  Intelegensi Intrapersonal

Adalah kemampuan berpikir untuk memahami diri sendiri, melakukan refleksi diri dan bermetakognisi. Intelegensi ini menjadikan anak memiliki kemampuan menggunakan kehidupan emosional untuk memahami dirinya sendiri dan orang lain. Beberapa karakteristiknya adalah:
a.    Mampu menilai diri sendiri/introspeksi diri, bermeditasi.

b.    Mudah mengelola dan menguasai perasaannya.

c.    Sering mengamati dan mendengarkan.

d.    Bisa bekerja sendirian dengan baik.

e.    Mampu mencanangkan tujuan, menyusun cita-cita dan rencana hidup yang jelas.

f.     Berjiwa independen/bebas.

g.    Mudah berkonsentrasi.

h.    Keseimbangan diri.

i.      Senang mengekspresikan perasaan-perasaan yang berbeda.

j.      Sadar akan realitas spiritual.
7.  Intelegensi Interpersonal (Sosial)

Adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Beberapa karakteristiknya adalah:
a.    Mampu berorganisasi, menjadi pemimpin dalam suatu organisasi.

b.    Mampu bersosialisasi, menjadi mediator, bermain dalam kelompok, bekerja sama dalam tim.

c.    Senang permainan berkelompok daripada individual.

d.    Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain.

e.    Senang berkomunikasi verbal dan non-verbal.

f.     Peka terhadap teman.

g.    Suka member feedback.

h.    Mudah mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain.
8.  Intelegensi Naturalis

Merupakan kemampuan unutk memahami gejala alam. Beberapa karakteristiknya adalah sebagai berikut.

a.    Senang terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang, berinteraksi dengan binatang, berburu.

b.    Pandai melihat perubahan alam, meramal cuaca, meneliti tanaman.

c.    Senang kegiatan di alam terbuka.


Kedelapan intelegensi di atas pada hakikatnya memilki nilai dan kedudukan yang sama. Hasil pengembangan suatu jenis intelegensi akan sangat tergantung pada bagaimana cara kita menempatkannya dan bagaimana kita memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai kepentingan yang sesuai.


Referensi : Udin S. Winataputra, dkk. TEORI BELAJAR & PEMBELAJARAN ^.^



Comments

Popular posts from this blog

Vesikula Seminalis

Peredaran Getah Bening, Tonsil, & Kura/Limfa

Alat-Alat Peredaran Darah